SIGI, PENA SULAWESI.com – Bersama warga Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Jumat malam (27/10/2023) para mahasiswa dan mahasiswi larut dalam suasana Isak tangis dan haru.
Momet ini tidak terelakkan pada acara perpisahan mahasiswa dan mahasiswi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Tadulako (Untad) Palu angkatan 105 tersebut.
Puncak dari keharuan para mahasiswa dan warga itu pecah saat jabat salam di penghujung acara perpisahan tersebut, seakan memberi isyarat bahwa kebersamaan mereka tak ingin berakhir dimalam itu.
Membaurnya para mahasiswa di masyarakat ini mampu menciptakan kesan mendalam membuat warga merasa kehilangan saat mereka (mahasiswa-red) akan meninggalkan desa itu.
Acara perpisahan itu juga dimeriahkan berbagai kegiatan, seperti penampilan tarian dari anak binaan mahasiswa, hingga pada penampilan senam oleh ibu-ibu PKK Desa Poi.
Dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada para juara, baik dibidang olahraga maupun pada kegiatan lainnya yang menjadi binaan mahasiswa di desa ini.
Kepala Desa (Kades) Poi, Amir, dengan terbata bata penuh rasa sampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang tak terhingga atas kerja keras serta kontribusi positif yang telah diberikan oleh para mahasiswa KKN Untad angkatan 105 itu.
Menurutnya, kehadiran para mahasiswa ini juga mampu menghidupkan suasana di desanya. Khususnya, kegiatan lomba yang diikuti oleh warganya.
“Kami sangat berterimakasih kepada para Mahasiswa dan Mahasiswi Untad Angkatan 105 ini hadir di desa kami, dimana mereka telah mampu membaur dengan sangat baik bersama masyarakat kami. Kegiatan kegiatan mereka juga mampu memotivasi para anak anak muda dan anak-anak di desa ini,” ungkap Kades Amir lirih.
Diketahui, para Mahasiswa dan Mahasiswi yang melakukan KKN di desa Poi adalah Ananda Agung Wahyuda selaku Kordes, Raodatul Afdalia selaku Sekretaris, Tiku Tolangi sebagai Bendahara, dan anggota Muhammad Fajran Pakaya dan Riska Amalia Amanda.
Terpantau, acara perpisahan tersebut dihadiri para perangkat desa setempat, para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, para ibu PKK dan masyarakat desa Poi.
PENULIS: Ardi