penasulawesi.com ||Palu, – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah Profesor Kiai Haji Zainal Abidin mengemukakan bahwa riset atau penelitian mengenai penerimaan, pemahaman, dan pengamalan moderasi beragama di masyarakat, penting dilakukan sebagai satu upaya menopang pembangunan, Sulteng provinsi dengan indeks kerukunan tertinggi.
“Tentu riset ini harus berkolaborasi dengan para tokoh lintas agama,” ucap Profesor Kiai Haji Zainal Abidin, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (26/8).
FKUB Provinsi Sulteng sebagai organisasi yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah, memiliki sumber daya manusia yang mumpuni untuk melaksanakan riset tersebut.
Di mana, organisasi ini delapan orang pengurusnya merupakan akademisi bergelar doktor, dan satu orang guru besar (profesor), yang ahli di berbagai ilmu pengetahuan.
Di samping itu, FKUB Provinsi Sulteng juga memiliki para tokoh lintas agama dari semua agama, yang dapat bekerja sama untuk melaksanakan riset secara bersama – sama mengenai penerimaan, pemahaman, pengamalan, dan tantangan moderasi beragama.
Profesor Zainal Abidin memandang bahwa riset dilakukan untuk mengetahui secara pasti penerimaan, pemahaman, pengamalan, dan tantangan, dalam upaya meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama pada kehidupan sosial keagamaan.
“Dengan demikian, hasil – hasil riset menjadi bahan laporan kepada pemerintah, sekaligus menjadi acuan untuk intervensi program peningkatan kualitas kerukunan di Sulteng,” sebutnya.
“Dan FKUB sangat berharap riset ini mendapat dukungan dari pemerintah dan multi pihak, stakeholder terkait di antaranya Kanwil Kemenag Sulteng dan yayasan atau NGO yang bergerak pada visi yang sama,” ucapnya.
FKUB Provinsi Sulteng di masa kepemimpinan Profesor Kiai Haji Zainal Abidin gencar “membumikan” moderasi beragama. Bahkan, pada triwulan III Tahun 2024, FKUB Provinsi Sulteng fokus turun ke 12 kabupaten dan satu kota di Sulteng untuk sosialisasi moderasi beragama.
Belum lama ini, FKUB Provinsi Sulteng menyosialisasikan moderasi beragama di sembilan sekolah yang ada di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso dengan jumlah sasaran mencapai kurang lebih 700 siswa/pelajar.
“Pelajar sebagai generasi penerus bangsa perlu dikuatkan pemahamannya tentang moderasi beragama untuk mencapai tujuan kerukunan,” kata Profesor Zainal Abidin yang juga Pakar Pemikiran Islam Modern.
Ia menambahkan, kehadiran FKUB di sekolah merupakan satu tekad dan konsistensi dalam mengelola keragaman yang ada di dunia pendidikan, dengan pendekatan moderasi beragama.
Moderasi beragama sebagai cara beragama yang moderat, menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama, dan memperkuat persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).***
Sumber: FKUB Provinsi Sulteng